"Bacalah beberapa kalimat dari karya Kafka, nanti akan
ditemukan nafas, corak, keindahan yang tidak pernah didapatkan pada gaya
penulisan orang lain. Kafka selalu bekerja tanpa rencana,“ kata Max Brod suatu
kali.
Pendapat Brod di atas ditepis Susan
Sontag, sastrawati dan kritikus sastra Amerika yang menulis esai terkenal pada
tahun 1964 dengan judul “Against
Interpretation“. Sontag menuduh
karya Kafka telah menjadi sebuah penindasan massa. Ada dua hal, pertama penindasan massa itu bisa berhasil
dan karyanya tak bisa dihindarkan, berkembang dan mengalir serta dibiarkan
menyebar ke seluruh dunia. Kedua, memang benar berhubungan dengan
karya Kafka membuat kejemuan yang serius. Orang akan protes dengan
ketidaknafsuan dan mulai bicara tentang frustrasi. Penulis
Yahudi kelahiran Praha 3 Juli 1883 ini tergolong penulis yang mengerahkan
sumber fantasinya berdasarkan potret kepribadian diri sendiri.
Kafka
termasuk anak tertua dari enam bersaudara. Dua adik laki-laki lainnya meninggal
pada usia muda. Kemudian lahir tiga adik perempuan: Elli (1889), Valli (1890)
dan Ottla (1892). Kafka dibesarkan dari keluarga pengusaha kaya. Di rumahnya
terdapat dua pembantu yang mengurus dapur dan anak-anak. Orang tuanya punya
banyak toko yang menjadi pertanda bahwa usaha orang tuanya berhasil. Namun
justru dalam kondisi seperti itu Kafka muda sangat tertekan. Dia satu-satunya
anak laki-laki yang sepenuhnya dicadangkan untuk meneruskan usaha orang tuanya.
Kehidupan hiruk pikuk keluarga, usaha pertokoan, dan kehidupan kota membuat
Kafka menderita dan mengalami kehidupan yang terbatas.
Belakangan ketika berusia 36 tahun, tepatnya tahun
1919, dia tuangkan ketertekanannya itu dalam bentuk surat yang ditujukan kepada
ayahnya. Anehnya surat-surat itu tak pernah sampai ke tangan ayahnya. Kumpulan
surat itu kemudian diterbitkan dalam bentuk buku berjudul "Surat untuk Ayah" (Brief an den Vater). Buku itu
bercerita betapa sulitnya seorang anak yang sensitif hidup diantara kekuasaan
ayah yang diktatoris dan kokoh pendirian. Namun sebaliknya ibunya sentimental
dan penuh kasih sayang.
Kafka belajar di Universitas Karl di Praha. Ia
mengambil jurusan hukum bidang jurisprudensi. Mata kuliah lain yang dia ambil
antara lain sastra Jerman, sejarah seni dan filsafat. Dari sini dia mulai
berkenalan dengan Oskar Pollak, Hugo Bergmann dan Max Brod. Beberapa surat untuk teman-temannya sering
dirasakan terkandung nilai puitis. Pernah dia menulis puisi, tapi dibatalkannya
sendiri. Kafka muda pernah berminat
mengamati bidang politik dan sosial. Dalam sebuah suratnya kepada kawannya
Oskar Pollak, Kafka bersimpati pada aksi protes yang dilancarkan Pollak untuk
menuntut hak-hak sosial kaum pekerja dagang. Di Warung kopi Louvre, Kafka
bersama kawan-kawannya Max Brod, Hugo Bergmann dan Felix Weltsch membahas
ajaran filosof Franz Brentano yang sangat berpengaruh di Praha waktu itu. Kafka
juga membaca buku-buku Nietzsche, namun dia lebih intensif mempelajari filsafat
Kierkegaard. Dalam berbagai diskusi, ketika masih menjadi mahasiswa, dia sering
tampak pendiam. Di depan Brod dia membaca karya-karya Gustave Flaubert kadang
sambil tertawa dan juga menangis. Bahkan
pada bulan Januari 1904 di dalam kereta api dia membaca buku harian Friedrich Hebbel
setebal 1800 halaman hingga selesai. Setelah Kafka meraih gelar doktor ilmu
hukum, dia bekerja pada sebuah kantor asuransi, Assicurazioni Generali. Di
kantor perwakilan asuransi ini, Kafka sebagai pegawai tidak tetap bertugas pada
bagian asuransi jiwa. Gajinya 80 Krone per bulan dengan jam kerja antara
08.00-12.00 dan 14.00-18.00. Serta masih ditambah lagi dengan kerja lembur yang
tidak dibayar. Liburan hanya diberikan selama tujuh hari setahun. Di tempat
kerja ini Kafka sudah mulai tidak kerasan karena tak ada waktu lagi bagi
dirinya untuk menulis. Kafka akhirnya keluar dari kantor ini. Pada tahun 1908
Kafka mulai bekerja di kantor Asuransi
Kecelakaan Tenaga Kerja (Der
Arbeiter-Unfall-Versicherung-Anstalt) sebagai tenaga pembantu. Namun
dibandingkan dengan tempat kerja yang
lama, tempat baru ini jauh lebih baik. Jam kerjanya adalah 08.00-14.00 tanpa istirahat, sehingga dengan
sisa waktu setengah hari itu memungkinkan dirinya untuk bisa menulis. Menurut
keterangan dokter saat memulai pekerjaan barunya, Kafka mempunyai berat badan
61 kg dan tinggi 182 cm. Pada tahun 1910 Kafka mendapat tugas sebagai
konseptor. Karena prestasinya baik, dua tahun kemudian dia diangkat sebagai
sekretaris. Pada tahun 1922 kedudukan terakhir Kafka sebagai kepala sekretaris.
Pada 1 Juli 1922 Kafka resmi mengajukan pensiun muda karena alasan kesehatan.
Kafka mendapat penghargaan atas prestasinya dari kantornya yang berbunyi, "Dr. Kafka seorang pekerja yang sangat
rajin dengan penuh bakat dan loyalitas, juga hubungannya dengan sesama kawan
kerja dan atasannya selalu baik".
Buku
Harian dan Terowongan Gelap
Rentang waktu 14 tahun (1908-1922), mulai dari Kafka
bekerja separuh hari hingga memasuki masa pensiunnya, merupakan masa paling
produktif bagi Kafka untuk menulis. Pada bulan Maret 1908 dia menulis delapan
buah prosa pendek dengan judul "Meditasi"
(Betrachtung). Tahun berikutnya disusul karya prosa pendek lain berjudul "Percakapan dengan Orang Berdoa" (Gespräch mit dem Beter), dan "Percakapan dengan Pemabuk"
(Gespräch mit dem Betrunkenen), "Koloni
Hukuman" (Strafkolonie), "Gambaran
Sebuah Perlawanan" (Beschreibung
eines Kampfes), serta „Persiapan
Perkawinan di Desa“ (Hochzeitsvorbereitungen
auf dem Lande). Ketika Brod dan kawan-kawan lainnya seperti Musil, Wiegler atau
Baum sudah menerbitkan buku mereka, Kafka masih belum punya karya yang
diterbitkan.
Brod mengagumi karya Kafka yang berbentuk puisi-prosa
itu. Sebaliknya Franz Werfel mengejek,"Karya
Kafka tradisional dan bersifat lokal Praha saja, tak ada orang yang mengerti
karya Kafka". Penerbit Weber dari München yang melontarkan kritik
pedas pada karya Kafka di hampir seluruh koran di Bohemia membuat Kafka murung.
Gaya tulisan Kafka menjadi sebuah fenomena baru yang ramai diperguncingkan.
Terbukti Wiegler, redaktur koran sastra dari Berlin yang sudah lama mengagumi
Kafka, sengaja datang ke Praha untuk menerbitkan ulang karya "Meditasi" (Betrachtung).
Disamping itu juga karya-karya lain seperti "Renungan
bagi Tuan Penunggang Kuda" (Zum Nachdenken für Herrenreiter), juga "Pesawat Terbang dari Brescia" (Die
Aeroplane von Brescia). Khusus karya terakhir itu diilhami ketika Kafka dan
Brod serta Otto mengunjungi Südtirol. Ketika itu Kafka punya keinginan untuk
menengok sebentar pameran pesawat terbang di Brescia. Sosok Kafka sering
merendahkan diri, apalah artinya prestasi karya sastra dari seorang pegawai
asuransi. Sehingga, ketika banyak berceramah antara tahun 1908 hingga 1911, dia
tidak terus terang menggunakan nama dirinya. Setelah banyak saksi
meyakinkannya, akhirnya Kafka sendiri mau mengakui, kalau karya-karya itu miliknya.
Sejak itu dia makin kewalahan dengan banyaknya permintaan ceramah, terbukti
dalam catatan hariannya tahun 1910, permintaan ceramah telah lima kali lebih
banyak dari biasanya.
Kafka sering merobek-robek naskah. Mungkin dia merasa
bimbang terus-menerus. Kumpulan prosa
pendeknya berjudul "Keputusan"
(Das Urteil), ditulis oleh Kafka di kereta api dari pukul sepuluh malam hingga
pukul enam pagi. Dia suka menulis di malam hari. Baginya matahari mengganggu.
Pada tahun 1911/1912 naskah novel "Amerika“ telah dimusnahkannya.
Kafka secara jujur mengakui sumber gagasan penulisannya sebenarnya banyak
berasal dari buku harian. Pada buku hariannya bulan Desember 1910 tertulis,
"Aku
tak akan pernah lagi melepaskan buku harian, aku harus pegang teguh, hanya dengan inilah aku bisa menulis". Pada buku hariannya bulan Februari 1911
dengan judul tulisan "Kehidupan
Mendua yang Mengerikan", dia ungkapkan persaingan antara pekerjaan dan
keharusan menulis sebagai kebutuhan pribadi. Mungkin hanya melalui tulisan
inspiratif yang dapat membuat Kafka bahagia. Buku harian telah membebaskan
kebutuhan dirinya. Kafka mulai mengurangi menulis cerita pendeknya, tapi
ceritanya tetap penuh dengan makna dan berakhir dengan sempurna. Dia selalu
menonjolkan tema utama: ketidak berdayaan, kesepian, keasingan serta tidak
adanya jalan keluar.
„Metamorfosa“
(Die Verwandlung) adalah karya Kafka yang paling banyak mendapat porsi bahasan
dari berbagai disiplin ilmu. Vladimir Nabakov, penulis novel "Lolita“, menganalisa dengan
intensif. Dia mengatakan, "Barang
siapa melihat `Metamorfosa` lebih dari sekedar fantasi ilmu serangga, aku
anggap pembaca itu telah berhasil.“ Sementara itu Gustav Janouch dalam
bukunya "Percakapan dengan Kafka“ (Gespräch
mit Kafka) membandingkan nama K-A-F-K-A identik dengan S-A-M-S-A.
Nama-nama tokoh protagonis novel Kafka sering
mempunyai arti simbolis. Kalimat pembuka pada “Metamorfosa“ sangat legendaris “Ketika
Gregor Samsa suatu pagi bangun dari mimpinya yang menakutkan, didapatkan
tubuhnya di tempat tidur sudah berubah menjadi kumbang raksasa.“ Gabriel
Garcia Marquez mengaku sejak berusia 19 tahun ia sudah hafal di luar kepala
kalimat pembuka itu. Tak hanya pada "Metamorfosa“
saja, hampir pada semua prosanya dan ketiga novelnya juga, Kafka memilih
kalimat pembuka dalam keadaan bergerak (Moving). Mungkin Kafka tidak mau
bertele-tele memulai sebuah cerita, namun langsung menukik ke permasalahan
utama. Trilogi novel Kafka berjudul "Amerika“(America), "Proses“ (Der Prozess) serta "Puri“(Der
Schloss) juga mendapat banyak respon positif dari masyarakat luas. Menelusuri proses kreatifnya, Kafka
mengungkapkan,"Ibarat seorang
penumpang kereta api mendapat musibah di
terowongan gelap. Benar-benar pada posisi di mana orang tak melihat lampu awal.
Sedangkan lampu akhir ada, tapi kecil.
Noda dunia yang tampak dilihat mata harus selalu dicari terus menerus. Dan
makin hilang, sehingga tidak yakin lagi
awal dan akhir.“
Italo Calvino dalam bukunya "The Uses of Literature“ menyebutkan nama Kafka telah menjadi ikon
sastra resmi dengan menetapkannya sebagai kata sifat "Kafkais“(Kafkaesque). Selain itu
Peter U.Beicken, seorang peneliti karya Kafka dari Universitas Princeton,
menyebutkan, "Jarang orang bertanya
tentang seni Kafka .... Kafka tidak membahas tentang masalah agama, metafisik
atau moral, melainkan kepenyairan .... Kafka tidak mengajarkan kita teologi
maupun filosofi, melainkan satu-satunya adalah
ia sebagai penyair. Bahwa
kepenyairannya yang gemilang, yang
sekarang telah menjadi mode dan banyak
dibaca orang bukanlah bakat dan bukan diminati demi menerima kepenyairannya. Dia tidak bersalah“.
Sebaliknya Martin Walser, tahun 1953 dalam sebuah
diskusi Gruppe 47 di Jerman mengatakan, "Kafka
adalah figur yang berbahaya".
Pengkritik lainnya berkata,"Dari
pada membaca karya Kafka, lebih baik aku
membaca diri Kafka". Dalam memperingati seabad kelahiran Kafka
(1883-1983), Marcel Reich-Ranicki,
kritikus sastra Jerman berpendapat,"Karya
Kafka adalah penggambaran sebuah perlawanan dengan rasa takut; takut akan
penghinaan dan ketidak mandirian; takut
akan siksaan dan kekejaman; takut akan
ayahnya dan keluarganya; takut akan
kelemahan dan impoten; takut karena
tidak memiliki tanah air dan perkumpulan;
takut akan nasib bangsa Yahudi serta takut akan kematian dan juga
kehidupan. Ranicki menyitir pengakuan Kafka,"Kalau aku menulis, aku merasa terobek, tidak tenang dan
takut." Oleh karena itu amat sulit menemukan seorang sastrawan dalam
sejarah sastra dunia yang cenderung bisa melebihi egosentriknya.
Kafka pernah menyinggung tentang kerja misionaris di
Jawa. Pada buku hariannya tertanggal 10 Juli 1912 dia membaca koran "Misionaris
Evangelis“ edisi bulan Juli 1912. Lalu dia mengatakan,"Begitu banyak juga yang menentang
misionaris yang bertugas sebagai dokter karena bukan ahlinya.“
Gagal Bercinta
Sastrawan beraliran ekspresionis awal atau surrealis ini dalam hidupnya
hampir sepi dari dunia wanita. Bahkan dia bisa dibilang nyaris gagal bercinta.
Para mantan pacarnya atau calon istrinya kabur. Felice Bauer, penulis steno
dari Berlin berusia 24 tahun sempat menjadi tunangan Kafka. Ia mengalami dua
kali batal menjelang perkawinannya. Felice beranggapan hidup
bersama dalam satu rumah adalah sesuatu yang mengerikan bagi Kafka. Sejak awal
sudah tampak hubungan yang rumit. Meskipun Ranicki menilai sepertinya tak
terbukti kalau Kafka impoten.
Milena pernah berkirim surat kepada Brod, "Kafka dapat tenang di sampingku, dia
dalam beberapa hari ini sudah kehilangan rasa takutnya. Kita tahu bila Kafka
tidak impoten, tapi ketakutan akan impoten selalu membayangi dan
mempengaruhinya".
Ketika Kafka terserang penyakit tuberkulosis (TBC), ia
dibawa oleh adiknya, Ottla, berobat ke Meran pada akhir bulan Juli 1920. Dalam
perjalanan pulang mereka mampir ke rumah Milena di Wina. Milena Jesenska adalah
aktivis kiri dan istri seorang dokter, Ernst Polak. Namun pasangan ini tidak
harmonis. Milena merasa senang menerjemahkan karya Kafka berjudul "Juru Api" (Heizer) ke dalam
bahasa Ceko. Surat menyurat terus dilakukan oleh keduanya. Surat-suratnya
diibaratkan Kafka bagaikan api yang menyala-nyala. Namun ketika lama tak dapat
balasan Kafka menuliskan, "Aku
mengharapkan dua hal. Tetap kamu diam, artinya `tak ada masalah, aku baik-baik`
atau menulis beberapa baris kalimat.“ Surat-surat Kafka kepada Milena
diterbitkan dengan judul “Surat untuk
Milena“. Ketidakmampuan Kafka
menjalin hubungan dengan wanita telah menghasilkan sebuah aporisme yang tekenal
“Cinta itu ibarat mobil, ia tidaklah terlalu rumit. Yang menjadi persoalan hanyalah sopir, penumpang serta jalannya“.
Setahun menjelang ajalnya, Kafka menikah dengan Dora Diamant, wanita
Yahudi berusia 20 tahun. Harapan Kafka untuk hidup sudah tipis dan kematian
sudah menunggu. Kafka tak lagi dibawa kembali ke Praha, dia diurus oleh Dora
dan beberapa ahli medis, serta dokter untuk menyelamatkan jiwa Kafka. Berkat
kepandainnya team medis itu Kafka masih bisa bertahan sampai tiga bulan lagi.
Pada tanggal 3 Juni 1924 Kafka meninggal dunia dalam usia 41 tahun. Dan pada
tanggal 11 Juni 1924 mayatnya dikebumikan di kuburan umum Yahudi di Praha
berhadapan dengan makam Brod. Sebuah pertanyaan yang sering muncul di kalangan
pengagum Kafka adalah mengapa Kafka membuat dua kali testamen kepada sahabat
karibnya Brod agar Brod membakar karyanya. Dalam testamen pertama, hanya
karyanya yang ditulis tangan yang diminta dibakar. Sedangkan dalam testamen kedua ia menyuruh Brod
memusnahkan karyanya yang sudah dicetak dengan perkecualian berjudul „Meditasi“ (Betrachtung). Belum ada data
kongkret mengenai motif pembakaran ini. Namun dari karakter Kafka bisa
dimungkinkan karena dia seorang penulis bertipe perfeksionis dan tak yakin
diri. Akan tetapi Brod mengingkari janjinya. Brod justru menerbitkan semua
karya Kafka termasuk yang belum selesai. Meskipun Brod akhirnya harus mengalah
karena ia dicurigai istri Kafka melakukan itu untuk tujuan tertentu, bukankah
akhirnya Doralah sebagai ahli waris resmi? Alasan Brod menerbitkan karya Kafka
semata-mata agar karya Kafka bisa diselamatkan dan diketahui pembaca yang lebih
luas lagi.
* Sigit Susanto: penyuka Kafka menetap di Swiss