Sabtu, 22 Desember 2012

Menelusuri Dunia Kafka


 

 

"Bacalah beberapa kalimat dari karya Kafka, nanti akan ditemukan nafas, corak, keindahan yang tidak pernah didapatkan pada gaya penulisan orang lain. Kafka selalu bekerja tanpa rencana,“ kata Max Brod suatu kali.

Pendapat Brod di atas ditepis Susan Sontag, sastrawati dan kritikus sastra Amerika yang menulis esai terkenal pada tahun 1964 dengan judul “Against Interpretation“. Sontag menuduh karya Kafka telah menjadi sebuah penindasan massa. Ada dua hal, pertama penindasan massa itu bisa berhasil dan karyanya tak bisa dihindarkan, berkembang dan mengalir serta dibiarkan menyebar ke seluruh dunia. Kedua, memang benar berhubungan dengan karya Kafka membuat kejemuan yang serius. Orang akan protes dengan ketidaknafsuan dan mulai bicara tentang frustrasi. Penulis Yahudi kelahiran Praha 3 Juli 1883 ini tergolong penulis yang mengerahkan sumber fantasinya berdasarkan potret kepribadian diri sendiri.

 

Kafka termasuk anak tertua dari enam bersaudara. Dua adik laki-laki lainnya meninggal pada usia muda. Kemudian lahir tiga adik perempuan: Elli (1889), Valli (1890) dan Ottla (1892). Kafka dibesarkan dari keluarga pengusaha kaya. Di rumahnya terdapat dua pembantu yang mengurus dapur dan anak-anak. Orang tuanya punya banyak toko yang menjadi pertanda bahwa usaha orang tuanya berhasil. Namun justru dalam kondisi seperti itu Kafka muda sangat tertekan. Dia satu-satunya anak laki-laki yang sepenuhnya dicadangkan untuk meneruskan usaha orang tuanya. Kehidupan hiruk pikuk keluarga, usaha pertokoan, dan kehidupan kota membuat Kafka menderita dan mengalami kehidupan yang terbatas.

Belakangan ketika berusia 36 tahun, tepatnya tahun 1919, dia tuangkan ketertekanannya itu dalam bentuk surat yang ditujukan kepada ayahnya. Anehnya surat-surat itu tak pernah sampai ke tangan ayahnya. Kumpulan surat itu kemudian diterbitkan dalam bentuk buku berjudul "Surat untuk Ayah" (Brief an den Vater). Buku itu bercerita betapa sulitnya seorang anak yang sensitif hidup diantara kekuasaan ayah yang diktatoris dan kokoh pendirian. Namun sebaliknya ibunya sentimental dan penuh kasih sayang.

 

Kafka belajar di Universitas Karl di Praha. Ia mengambil jurusan hukum bidang jurisprudensi. Mata kuliah lain yang dia ambil antara lain sastra Jerman, sejarah seni dan filsafat. Dari sini dia mulai berkenalan dengan Oskar Pollak, Hugo Bergmann dan Max Brod.  Beberapa surat untuk teman-temannya sering dirasakan terkandung nilai puitis. Pernah dia menulis puisi, tapi dibatalkannya sendiri.  Kafka muda pernah berminat mengamati bidang politik dan sosial. Dalam sebuah suratnya kepada kawannya Oskar Pollak, Kafka bersimpati pada aksi protes yang dilancarkan Pollak untuk menuntut hak-hak sosial kaum pekerja dagang. Di Warung kopi Louvre, Kafka bersama kawan-kawannya Max Brod, Hugo Bergmann dan Felix Weltsch membahas ajaran filosof Franz Brentano yang sangat berpengaruh di Praha waktu itu. Kafka juga membaca buku-buku Nietzsche, namun dia lebih intensif mempelajari filsafat Kierkegaard. Dalam berbagai diskusi, ketika masih menjadi mahasiswa, dia sering tampak pendiam. Di depan Brod dia membaca karya-karya Gustave Flaubert kadang sambil tertawa dan juga menangis.  Bahkan pada bulan Januari 1904 di dalam kereta api dia membaca buku harian Friedrich Hebbel setebal 1800 halaman hingga selesai. Setelah Kafka meraih gelar doktor ilmu hukum, dia bekerja pada sebuah kantor asuransi, Assicurazioni Generali. Di kantor perwakilan asuransi ini, Kafka sebagai pegawai tidak tetap bertugas pada bagian asuransi jiwa. Gajinya 80 Krone per bulan dengan jam kerja antara 08.00-12.00 dan 14.00-18.00. Serta masih ditambah lagi dengan kerja lembur yang tidak dibayar. Liburan hanya diberikan selama tujuh hari setahun. Di tempat kerja ini Kafka sudah mulai tidak kerasan karena tak ada waktu lagi bagi dirinya untuk menulis. Kafka akhirnya keluar dari kantor ini. Pada tahun 1908 Kafka mulai bekerja di kantor  Asuransi Kecelakaan Tenaga Kerja (Der Arbeiter-Unfall-Versicherung-Anstalt) sebagai tenaga pembantu. Namun dibandingkan dengan  tempat kerja yang lama, tempat baru ini jauh lebih baik. Jam kerjanya adalah  08.00-14.00 tanpa istirahat, sehingga dengan sisa waktu setengah hari itu memungkinkan dirinya untuk bisa menulis. Menurut keterangan dokter saat memulai pekerjaan barunya, Kafka mempunyai berat badan 61 kg dan tinggi 182 cm. Pada tahun 1910 Kafka mendapat tugas sebagai konseptor. Karena prestasinya baik, dua tahun kemudian dia diangkat sebagai sekretaris. Pada tahun 1922 kedudukan terakhir Kafka sebagai kepala sekretaris. Pada 1 Juli 1922 Kafka resmi mengajukan pensiun muda karena alasan kesehatan. Kafka mendapat penghargaan atas prestasinya dari kantornya yang berbunyi, "Dr. Kafka seorang pekerja yang sangat rajin dengan penuh bakat dan loyalitas, juga hubungannya dengan sesama kawan kerja dan atasannya selalu baik".

 

Buku Harian dan Terowongan Gelap

Rentang waktu 14 tahun (1908-1922), mulai dari Kafka bekerja separuh hari hingga memasuki masa pensiunnya, merupakan masa paling produktif bagi Kafka untuk menulis. Pada bulan Maret 1908 dia menulis delapan buah prosa pendek dengan judul "Meditasi" (Betrachtung). Tahun berikutnya disusul karya prosa pendek lain berjudul "Percakapan dengan Orang Berdoa" (Gespräch mit dem Beter), dan "Percakapan dengan Pemabuk" (Gespräch mit dem Betrunkenen), "Koloni Hukuman" (Strafkolonie), "Gambaran Sebuah Perlawanan" (Beschreibung eines Kampfes), serta „Persiapan Perkawinan di Desa“ (Hochzeitsvorbereitungen auf dem Lande). Ketika Brod dan kawan-kawan lainnya seperti Musil, Wiegler atau Baum sudah menerbitkan buku mereka, Kafka masih belum punya karya yang diterbitkan.

 

Brod mengagumi karya Kafka yang berbentuk puisi-prosa itu. Sebaliknya Franz Werfel mengejek,"Karya Kafka tradisional dan bersifat lokal Praha saja, tak ada orang yang mengerti karya Kafka". Penerbit Weber dari München yang melontarkan kritik pedas pada karya Kafka di hampir seluruh koran di Bohemia membuat Kafka murung. Gaya tulisan Kafka menjadi sebuah fenomena baru yang ramai diperguncingkan. Terbukti Wiegler, redaktur koran sastra dari Berlin yang sudah lama mengagumi Kafka, sengaja datang ke Praha untuk menerbitkan ulang karya "Meditasi" (Betrachtung). Disamping itu juga karya-karya lain seperti "Renungan bagi Tuan Penunggang Kuda" (Zum Nachdenken für Herrenreiter), juga "Pesawat Terbang dari Brescia" (Die Aeroplane von Brescia). Khusus karya terakhir itu diilhami ketika Kafka dan Brod serta Otto mengunjungi Südtirol. Ketika itu Kafka punya keinginan untuk menengok sebentar pameran pesawat terbang di Brescia. Sosok Kafka sering merendahkan diri, apalah artinya prestasi karya sastra dari seorang pegawai asuransi. Sehingga, ketika banyak berceramah antara tahun 1908 hingga 1911, dia tidak terus terang menggunakan nama dirinya. Setelah banyak saksi meyakinkannya, akhirnya Kafka sendiri mau mengakui, kalau karya-karya itu miliknya. Sejak itu dia makin kewalahan dengan banyaknya permintaan ceramah, terbukti dalam catatan hariannya tahun 1910, permintaan ceramah telah lima kali lebih banyak dari biasanya.

 

Kafka sering merobek-robek naskah. Mungkin dia merasa bimbang terus-menerus.  Kumpulan prosa pendeknya berjudul "Keputusan" (Das Urteil), ditulis oleh Kafka di kereta api dari pukul sepuluh malam hingga pukul enam pagi. Dia suka menulis di malam hari. Baginya matahari mengganggu. Pada tahun 1911/1912 naskah  novel "Amerika“ telah dimusnahkannya. Kafka secara jujur mengakui sumber gagasan penulisannya sebenarnya banyak berasal dari buku harian. Pada buku hariannya bulan Desember 1910 tertulis,

"Aku tak akan pernah lagi melepaskan buku harian, aku harus pegang teguh,  hanya dengan inilah aku bisa menulis".  Pada buku hariannya bulan Februari 1911 dengan judul tulisan "Kehidupan Mendua yang Mengerikan", dia ungkapkan persaingan antara pekerjaan dan keharusan menulis sebagai kebutuhan pribadi. Mungkin hanya melalui tulisan inspiratif yang dapat membuat Kafka bahagia. Buku harian telah membebaskan kebutuhan dirinya. Kafka mulai mengurangi menulis cerita pendeknya, tapi ceritanya tetap penuh dengan makna dan berakhir dengan sempurna. Dia selalu menonjolkan tema utama: ketidak berdayaan, kesepian, keasingan serta tidak adanya jalan keluar.

 

„Metamorfosa“ (Die Verwandlung) adalah karya Kafka yang paling banyak mendapat porsi bahasan dari berbagai disiplin ilmu. Vladimir Nabakov, penulis novel "Lolita“, menganalisa dengan intensif. Dia mengatakan, "Barang siapa melihat `Metamorfosa` lebih dari sekedar fantasi ilmu serangga, aku anggap pembaca itu telah berhasil.“ Sementara itu Gustav Janouch dalam bukunya "Percakapan dengan Kafka“ (Gespräch mit Kafka) membandingkan nama K-A-F-K-A identik dengan  S-A-M-S-A.

 

Nama-nama tokoh protagonis novel Kafka sering mempunyai arti simbolis. Kalimat pembuka pada “Metamorfosa“ sangat legendaris “Ketika Gregor Samsa suatu pagi bangun dari mimpinya yang menakutkan, didapatkan tubuhnya di tempat tidur sudah berubah menjadi kumbang raksasa.“ Gabriel Garcia Marquez mengaku sejak berusia 19 tahun ia sudah hafal di luar kepala kalimat pembuka itu. Tak hanya pada "Metamorfosa“ saja, hampir pada semua prosanya dan ketiga novelnya juga, Kafka memilih kalimat pembuka dalam keadaan bergerak (Moving). Mungkin Kafka tidak mau bertele-tele memulai sebuah cerita, namun langsung menukik ke permasalahan utama. Trilogi novel Kafka berjudul "Amerika“(America), "Proses“ (Der Prozess) serta  "Puri“(Der Schloss) juga mendapat banyak respon positif dari masyarakat  luas. Menelusuri proses kreatifnya, Kafka mengungkapkan,"Ibarat seorang penumpang kereta api  mendapat musibah di terowongan gelap. Benar-benar pada posisi di mana orang tak melihat lampu awal. Sedangkan  lampu akhir ada, tapi kecil. Noda dunia yang tampak dilihat mata harus selalu dicari terus menerus. Dan makin hilang, sehingga  tidak yakin lagi awal dan akhir.“

Italo Calvino dalam bukunya "The Uses of Literature“  menyebutkan nama Kafka telah menjadi ikon sastra resmi dengan menetapkannya sebagai kata sifat "Kafkais“(Kafkaesque). Selain itu Peter U.Beicken, seorang peneliti karya Kafka dari Universitas Princeton, menyebutkan, "Jarang orang bertanya tentang seni Kafka .... Kafka tidak membahas tentang masalah agama, metafisik atau moral, melainkan kepenyairan .... Kafka tidak mengajarkan kita teologi maupun filosofi, melainkan satu-satunya adalah  ia  sebagai penyair. Bahwa kepenyairannya  yang gemilang, yang sekarang telah menjadi mode dan  banyak dibaca orang bukanlah bakat dan bukan diminati demi  menerima kepenyairannya. Dia tidak bersalah“.

Sebaliknya Martin Walser, tahun 1953 dalam sebuah diskusi Gruppe 47 di Jerman mengatakan, "Kafka adalah  figur yang berbahaya". Pengkritik lainnya berkata,"Dari pada  membaca karya Kafka, lebih baik aku membaca diri Kafka". Dalam memperingati seabad kelahiran Kafka (1883-1983), Marcel Reich-Ranicki,  kritikus sastra Jerman berpendapat,"Karya Kafka adalah penggambaran sebuah perlawanan dengan rasa takut; takut akan penghinaan dan ketidak mandirian;  takut akan siksaan dan kekejaman;  takut akan ayahnya dan keluarganya;  takut akan kelemahan dan impoten;  takut karena tidak memiliki tanah air dan perkumpulan;  takut akan nasib bangsa Yahudi serta takut akan kematian dan juga kehidupan. Ranicki menyitir pengakuan Kafka,"Kalau aku menulis, aku merasa terobek, tidak tenang dan takut." Oleh karena itu amat sulit menemukan seorang sastrawan dalam sejarah sastra dunia yang cenderung bisa melebihi egosentriknya.

 

Kafka pernah menyinggung tentang kerja misionaris di Jawa. Pada buku hariannya tertanggal 10 Juli 1912 dia membaca koran  "Misionaris Evangelis“ edisi bulan Juli 1912. Lalu dia mengatakan,"Begitu banyak juga yang menentang  misionaris yang bertugas sebagai dokter karena bukan ahlinya.“

 

Gagal Bercinta

Sastrawan beraliran ekspresionis awal atau surrealis ini dalam hidupnya hampir sepi dari dunia wanita. Bahkan dia bisa dibilang nyaris gagal bercinta. Para mantan pacarnya atau calon istrinya kabur. Felice Bauer, penulis steno dari Berlin berusia 24 tahun sempat menjadi tunangan Kafka. Ia mengalami dua kali batal menjelang perkawinannya. Felice beranggapan hidup bersama dalam satu rumah adalah sesuatu yang mengerikan bagi Kafka. Sejak awal sudah tampak hubungan yang rumit. Meskipun Ranicki menilai sepertinya tak terbukti kalau Kafka impoten.

Milena pernah berkirim surat kepada Brod, "Kafka dapat tenang di sampingku, dia dalam beberapa hari ini sudah kehilangan rasa takutnya. Kita tahu bila Kafka tidak impoten, tapi ketakutan akan impoten selalu membayangi dan mempengaruhinya".

 

Ketika Kafka terserang penyakit tuberkulosis (TBC), ia dibawa oleh adiknya, Ottla, berobat ke Meran pada akhir bulan Juli 1920. Dalam perjalanan pulang mereka mampir ke rumah Milena di Wina. Milena Jesenska adalah aktivis kiri dan istri seorang dokter, Ernst Polak. Namun pasangan ini tidak harmonis. Milena merasa senang menerjemahkan karya Kafka berjudul "Juru Api" (Heizer) ke dalam bahasa Ceko. Surat menyurat terus dilakukan oleh keduanya. Surat-suratnya diibaratkan Kafka bagaikan api yang menyala-nyala. Namun ketika lama tak dapat balasan Kafka menuliskan, "Aku mengharapkan dua hal. Tetap kamu diam, artinya `tak ada masalah, aku baik-baik` atau menulis beberapa baris kalimat.“ Surat-surat Kafka kepada Milena diterbitkan dengan judul “Surat untuk Milena“.  Ketidakmampuan Kafka menjalin hubungan dengan wanita telah menghasilkan sebuah aporisme yang tekenal “Cinta itu ibarat mobil, ia  tidaklah terlalu rumit.  Yang menjadi persoalan  hanyalah sopir, penumpang serta jalannya“.

 

Setahun menjelang ajalnya, Kafka menikah dengan Dora Diamant, wanita Yahudi berusia 20 tahun. Harapan Kafka untuk hidup sudah tipis dan kematian sudah menunggu. Kafka tak lagi dibawa kembali ke Praha, dia diurus oleh Dora dan beberapa ahli medis, serta dokter untuk menyelamatkan jiwa Kafka. Berkat kepandainnya team medis itu Kafka masih bisa bertahan sampai tiga bulan lagi. Pada tanggal 3 Juni 1924 Kafka meninggal dunia dalam usia 41 tahun. Dan pada tanggal 11 Juni 1924 mayatnya dikebumikan di kuburan umum Yahudi di Praha berhadapan dengan makam Brod. Sebuah pertanyaan yang sering muncul di kalangan pengagum Kafka adalah mengapa Kafka membuat dua kali testamen kepada sahabat karibnya Brod agar Brod membakar karyanya. Dalam testamen pertama, hanya karyanya yang ditulis tangan yang diminta dibakar. Sedangkan  dalam testamen kedua ia menyuruh Brod memusnahkan karyanya yang sudah dicetak dengan perkecualian berjudul „Meditasi“ (Betrachtung). Belum ada data kongkret mengenai motif pembakaran ini. Namun dari karakter Kafka bisa dimungkinkan karena dia seorang penulis bertipe perfeksionis dan tak yakin diri. Akan tetapi Brod mengingkari janjinya. Brod justru menerbitkan semua karya Kafka termasuk yang belum selesai. Meskipun Brod akhirnya harus mengalah karena ia dicurigai istri Kafka melakukan itu untuk tujuan tertentu, bukankah akhirnya Doralah sebagai ahli waris resmi? Alasan Brod menerbitkan karya Kafka semata-mata agar karya Kafka bisa diselamatkan dan diketahui pembaca yang lebih luas lagi.

 

* Sigit Susanto: penyuka Kafka menetap di Swiss

           

1 komentar:

Yeni Reksotinoyo mengatakan...

Halo. Jujur saya senang sekali menemukan blog anda yang isinya semua tentang Kafka.Sebelumnya karya Kafka yang saya kenal cuma metamorphosis dan surat untuk ayah. Sekarang saya jadi banyak tahu tentang Kafka juga karya-karyanya. Saya berharap banyak blog ini kembali aktif dengan tulisan-tulisan tentang Kafka.